Tuesday, 27 May 2014

Ibrahim and Jad

Reading this story for about two years ago, very inspirative.

Taken from Republika.co.id

Kisah Jad dan Ibrahim
 
Lima puluh tahun lalu di Prancis, Jad bertetangga dengan seorang pria Turki berusia 50 tahun. Pria tersebut bernama Ibrahim. Ia memiliki toko makanan yang letaknya di dekat apartemen tempat keluarga Jad tinggal. Saat itu usia Jad baru tujuh tahun.
 
Jad seringkali membeli kebutuhan rumah tangga di toko Ibrahim. Setiap kali akan meninggalkan toko, Jad selalu mengambil coklat di toko Ibrahim tanpa izin alias mencuri. 
 
Pada suatu hari, Jad lupa tak mengambil coklat seperti biasa. Tiba-tiba, Ibrahim memanggilnya dan berkata bahwa Jad melupakan coklatnya. Tentu saja Jad sangat terkejut, karena ternyata selama ini Ibrahim mengetahui coklatnya dicuri. Jad tak pernah menyadari hal tersebut, dia pun kemudian meminta maaf dan takut Ibrahim akan melaporkan kenakalannya pada orang tua Jad.
 
"Tak apa. Yang penting kamu berjanji tidak akan mengambil apapun tanpa izin. Lalu, setiap kali kamu keluar dari sini, ambillah cokelat, itu semua milikmu!" ujar Ibrahim. Jad pun sangat gembira.
 
Waktu berlalu, tahun berubah. Ibrahim yang seorang Muslim  menjadi seorang teman bahkan seperti ayah bagi Jad, si anak Yahudi. Sudah menjadi kebiasaan Jad, dia akan berkonsultasi pada Ibrahim setiap kali menghadapi masalah. 

Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengeluarkan sebuah buku dari laci lemari, memberikannya pada Jad dan menyuruhnya membuka buku tersebut secara acak. Saat Jad membukanya, Ibrahim kemudian membaca dua lembar dari buku tersebut kepada Jad dan memberikan saran dan solusi untuk masalah Jad. Hal tersebut terus terjadi. 

Hingga berlalu 14 tahun, Jad telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 24 tahun. Sementara Ibrahim telah berusia 67 tahun.
 
Hari kematian Ibrahim pun tiba. Namun sebelum meninggal, dia telah menyiapkan kotak berisi buku yang selalu dia baca acapkali Jad berkonsultasi. Ibrahim menitipkannya kepada anak-anaknya untuk diberikan kepada Jad sebagai sebuah hadiah.
 
Mendengar kematian Ibrahim, Jad sangat berduka dan hatinya begitu terguncang. Karena selama ini, Ibrahim satu-satunya teman sejati bagi Jad, yang selalu memberikan solusi atas semua masalah yang dihadapinya. 

Selama 17 tahun, Ibrahim selalu mempelakukan Jad dengan baik. Dia tak pernah memanggil Jad dengan "Hei Yahudi" atau "Hei kafir" bahkan Ibrahim pun tak pernah mengajak Jad kepada agama Islam.

                                                                               ***
 
Hari berlalu, setiap kali tertimpa masalah, dia selalu teringat Ibrahim. Jad pun kemudian mencoba membuka halaman buku pemberian Ibrahim. Namun, buku tersebut berbahasa arab, Jad tak bisa membacanya. Ia pun pergi menemui salah satu temannya yang berkebangsaan Tunisia. Jad meminta temannya tersebut untuk membaca dua lembar dari buku tersebut. Persis seperti apa yang biasa Ibrahim lakukan untuk Jad. 
 
Teman Jad pun kemudian membaca dan menjelaskan arti dua lembar dari buku yang dia baca kepada Jad. Ternyata, apa yang dibaca sangat pas pada masalah yang tengah dihadapi Jad. Temannya pun memberikan solusi untuk masalah Jad.
 
Rasa keingin tahuannya terhadap buku itu pun tak bisa lagi dibendung. Ia pun menanyakan pada kawannnya, "Buku apakah ini?" tanyanya. Temannya pun menjawab, "Ini adalah Alquran, kitab suci umat Isam," ujarnya.
 
Jad tak percaya sekaligus merasa kagum. Jad pun kembali bertanya, "Bagaimana cara menjadi seorang Muslim?"  

Temannya menjawab, "Dengan mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat." Kemudian, Jad pun memeluk agama Islam.
 
Setelah menjadi Muslim, Jad mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. Nama tersebut diambil sebagai ungkapan penghormatan kepada Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab semua permasalahan hidupnya selama ini. 

Sejak itu, Jad memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya untuk menyebarkan ajaran yang ada pada Alquran.
 
Suatu hari, Jadullah membuka halaman Alquran pemberian Ibrahim dan menemukan sebuah lembaran. Lembaran tersebut bergambar peta dunia, ditandatangani Ibrahim dan bertuliskan ayat An-Nahl 125. 

"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik..."  Jad pun kemudian yakin bahwa lembaran tersebut merupakan keinginan Ibrahim untuk dilaksanakan oleh Jad.
 
Jadullah pun meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika. Salah satu negara yang dikunjunginya yakni Kenya, di bagian selatan Sudan dimana mayoritas penduduk negara tersebut beragama Kristen. 

Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari enam juta orang dari suku Zolo. Jumlah ini hanya dari satu suku tersebut, belum lagi suku lain yang berhasil dia Islamkan. Subhanallah.

Tuesday, 19 November 2013

Kidding

kidding, i'm not gonna write in this blog unless it's not private thing. i more prefer write in my book. 

Wednesday, 16 October 2013

      Beberapa minggu yang lalu, saya "ditampar" oleh 2 orang junior saya; Faiz Ulumudin dan Faiz Ahadina. Ada benarnya juga, saya benar - benar harus menulis lagi di blog lagi. Just like i've mentioned before, saya sebenarnya sudah mulai aktif di www.doubleknow.blogspot.com sejak kelas dua SMP kalau tidak salah tapi benar-benar aktif sekitar 4 tahun yang lalu saat masuk SMA.
    Setelah terhapusnya blog saya, masih di zaman SMA saya mulai beralih dari blog ke buku. satu-satunya yang menjadi alasan adalah mungkin kalu suatu hari nanti saya tinggalah sebuah nama, buku harian saya bisa menjadi manuskrip asli yang bisa dipakai dan dijadikan isnpirasi oleh anak - anak saya. Kenapa tidak blog? benar memang banyak keuntungan dari blog, kind of everlasting. tetapi senang rasanya apabila kelak ada satu buku asli yang bisa dijadikan kenangan dan anak cucu saya melihat tulisan tangan saya langsung. 
    Alasan lainya, tidak mudah bagi saya untuk membagi banyak informasi pribadi. di buku saya, mungkin saya bisa mencurahkan semua hal tapi tidak di blog. itulah sebabnya saya baru menulis ini di oktober 2013 padahal saya sudah recreate blog di 2012. Tidak apa -apa, sudah saya putuskan untuk kembali menulis di blog meskipun mungkin hal -hal tertentu, sisanya tetap akan saya tulis di buku. Atau mungkin menulis di buku, sisanya di blog. hehe
    Ngomong - ngomong soal menulis, sebenarnya saya sudah menulis sebuah buku autobiografi, dengan judul Hidup Untuk Masa Depan. jika dilihat lagi dan dibandingkan dengan yang lain, untuk seukuran anak kelas 1 SMA saya pikir tulisan saya ini Masterpiece. hehe

Wednesday, 20 March 2013

Republika.co.id : Amanah


sebuah cerita inspirasi yang diambil dari republika.c.id :

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Kurnia MH
Amanah adalah bersikap adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan kedudukannya dan tidak mengurangi sedikit pun hak-haknya. Amanah merupakan persaksian kepada Allah, nasihat kepada orang-orang Muslim, dan menjelaskan kebenaran.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS al-Ahzab [33]: 72).

Ibrahim bin Adham pernah menjadi penjaga kebun milik orang kaya. Dia menjaga kebun tersebut sambil terus memperbanyak shalat. Suatu hari, pemilik kebun meminta dipetikkan buah delima. Ibrahim mengambil dan memberinya. Tapi, pemilik kebun malah memarahinya. Ia tersinggung karena diberikan buah delima yang asam rasanya.

“Apa kau tak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam?” Ibrahim menjawab bahwa dia belum pernah merasakannya. Pemilik kebun menuduh Ibrahim berdusta. 

Ibrahim lantas shalat di kebun itu. Pemilik kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. “Aku belum pernah melihat orang yang lebih riya dibanding engkau.” Ibrahim menjawab, ”Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih banyak lagi.”

Di hari lain, majikannya kembali meminta buah delima. Kali ini Ibrahim memberi yang terbaik menurut pengetahuannya. Tapi lagi-lagi pemilik kebun kecewa karena buah yang dia terima asam rasanya. Dia pun memecatnya. 

Ibrahim kemudian pergi. Di perjalanan, ia menjumpai seorang pria yang sekarat karena kelaparan. Ibrahim memberinya buah delima yang tadi ditolak majikannya.

Ibrahim lantas berjumpa lagi dengan pemilik kebun yang berniat membayar upahnya. Ibrahim berkata agar dipotong dengan buah delima yang ia berikan kepada orang sekarat yang ia jumpai. 

“Apa engkau tak mencuri selain itu,” tanya pemilik kebun. “Demi Allah, jika orang itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu.” Setelah upahnya dibayar Ibrahim pun pergi.

Setahun kemudian, pemilik kebun mendapat tukang kebun yang baru. Dia kembali meminta buah delima. Tukang kebun barunya itu memberinya yang paling harum dan manis.

Pemilik kebun itu bercerita bahwa ia pernah memiliki tukang kebun yang paling dusta. Karena mengaku tak pernah mencicipi buah delima dan memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu.

“Dia juga selalu shalat. Betapa dustanya dia,” kata pemilik kebun. Tukang kebun yang baru lantas berujar. ”Demi Allah, wahai majikanku. Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau ceritakan itu dulunya seorang raja yang meninggalkan singgasananya karena zuhud.”

Pemilik kebun lantas mengambil debu dan menaburnya di atas kepalanya sembari menyesali. “Celaka, aku telah menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui.”

Itulah kisah Ibrahim bin Adham yang terkenal karena amanah dan kezuhudannya, dia telah melaksanakan hak orang lain, memenuhi hajat orang miskin, dan membantu orang yang membutuhkan. Ia juga melaksanakan amanah dengan baik. Semoga kita bisa meneladaninya.Wallahu a'lam. 
n

Redaktur : Damanhuri Zuhri

Selamat datang lagi :)

Selamat datang lagi di dunia tulis- menulis.

         For your information, saya dulu pernah aktive menulis blog di www.doubleknow.blogspot.com yang sudah saya tulis sejak kelas 2 smp. Setelah berhenti menulis di SMA, entah apa yang terjadi, blog itu lenyap sudah. I don't know why, kehilangan doubleknow.blogspot.com adalah salah satu kebodohan besar untuk saya. bayangin ya, tulisan - tulisan yang saya tulis sejak hampir 6 tahun lalu lenyap entah kemana. Padahal tulisan tulisan itu adalah salah satu bentuk aset paling berharga.
        Nah, kira kira 5 hari yang lalu, saya baca salah satu blog papan atas milik seorang jurnalis. then saya merasakan untuk terjun kembali ke dunia tulis menulis. :)

welcome my new blog